Lawang dan Batu – Dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang teknologi pertanian berkelanjutan, pelatihan pembuatan biovermikompos telah sukses diselenggarakan di SMAN 1 Lawang dan SMAN 2 Kota Batu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dosen dari Program Studi Agroteknologi UMM. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan pengabdian berbasis sekolah yang bertujuan membekali siswa dengan keterampilan dalam mengolah limbah organik menjadi pupuk berkualitas tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi tanaman hortikultura.
Biovermikompos merupakan pupuk organik hasil dekomposisi bahan organik dengan bantuan mikroorganisme dan cacing tanah. Pupuk ini kaya akan nutrisi dan berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah serta mendukung pertumbuhan tanaman secara alami. Dengan metode ini, siswa diharapkan memahami pentingnya pengelolaan limbah organik sebagai bagian dari pertanian ramah lingkungan.
Pelatihan ini menghadirkan pemateri dari kalangan akademisi yaitu Dr. Ir. Sri Mursiani Arifah, MP., Aulia Zakia, SP., MSi., dan Padhina Pangestika, SP., MP. Para pemateri tidak hanya memberikan teori, tetapi juga mengajak siswa untuk melakukan praktik langsung dalam proses pembuatan biovermikompos.
Dalam sambutannya, ibu Dr. Ir. Sri Mursiani Arifah, MP. menekankan pentingnya inovasi dalam pertanian berbasis organik. “Pemanfaatan biovermikompos merupakan solusi cerdas dalam meningkatkan produktivitas tanaman hortikultura tanpa merusak ekosistem. Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan wawasan baru bagi siswa untuk menerapkan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Ibu Aulia Zakia, SP., MSi., menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan menanamkan kesadaran siswa tentang pentingnya pemanfaatan limbah organik. “Dengan teknik yang tepat, limbah pertanian dan rumah tangga dapat diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman. Hal ini tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan,” jelasnya.
Sementara itu, Ibu Padhina Pangestika, SP., MP., menjelaskan bahwa praktik pembuatan biovermikompos dapat diterapkan dengan mudah di rumah maupun di lingkungan sekolah. “Kami ingin siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga bisa langsung mencoba dan menerapkan ilmunya. Harapannya, mereka dapat mengaplikasikan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Ibu Wiwik, selaku Wakil Kepala Kurikulum SMAN 2 Kota Batu, menyambut baik program ini dan menilai kegiatan ini sangat relevan dengan perkembangan dunia pertanian saat ini. “Pembelajaran berbasis praktik seperti ini sangat dibutuhkan oleh siswa. Dengan adanya pelatihan ini, mereka bisa melihat langsung bagaimana ilmu yang mereka pelajari di kelas dapat diterapkan dalam kehidupan nyata,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Ibu Wenang, perwakilan dari SMAN 1 Lawang, juga menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan pelatihan ini. “Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk belajar secara langsung. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan agar siswa memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pertanian ramah lingkungan dan bisa menerapkannya di masa depan,” ujarnya.
Pelaksanaan pelatihan ini mendapat respons positif dari siswa. Mereka terlihat antusias dalam mengikuti setiap tahapan, mulai dari pengenalan bahan, proses fermentasi, hingga aplikasi biovermikompos pada tanaman hortikultura. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep dan manfaat biovermikompos sebagai pupuk organik.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan inovasi berbasis pertanian organik serta menerapkannya dalam skala kecil di lingkungan sekolah maupun di rumah. Pelatihan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam membangun kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
(Izz/Yug)