Malang - Jatu Barmawati, Duta Petani Milenial Indonesia, baru-baru ini melakukan kuliah praktik selama satu semester sebagai bagian dari Program Pertanian Milenial, dengan fokus pada topik krusial penanganan pascapanen. Kuliah Praktisi ini bertujuan membekali petani muda dengan pengetahuan penting tentang Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), Good Manufacturing Practices (GMP), dan standar sanitasi.
Dalam kuliahnya, Barmawati menekankan pentingnya teknik penanganan pasca panen yang tepat untuk menjamin kualitas dan keamanan produk pertanian. Siswa yang terdaftar dalam program belajar tentang GAP, yang menguraikan praktik pertanian terbaik untuk meminimalkan dampak lingkungan dan memastikan produksi yang berkelanjutan. Barmawati juga menjelaskan tentang GHP, yang mencakup cara penanganan dan penyimpanan yang tepat untuk mencegah kontaminasi dan menjaga keutuhan produk.
Lebih lanjut, kuliah tersebut membahas pentingnya GMP, yang berfokus pada menjaga lingkungan produksi yang higienis dan memastikan keamanan produk akhir. Barmawati menyoroti peran GMP dalam meningkatkan keamanan pangan dan meminimalkan risiko kesehatan bagi konsumen. Selain itu, Mahasiswa memperoleh wawasan tentang standar sanitasi, yang sangat penting dalam industri pertanian untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan masyarakat.
Sebagai Duta Petani Milenial Indonesia, Barmawati menyatakan komitmennya untuk membina generasi baru petani yang dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi pada pertumbuhan sektor pertanian yang berkelanjutan. Kuliah praktis memberi mahasiswa pengalaman langsung dan pemahaman teoretis tentang penanganan pascapanen, mendorong kemampuan mereka untuk membuat keputusan berdasarkan informasi dan menerapkan praktik terbaik.
Program Pertanian Milenial berperan penting dalam memberdayakan petani muda di UMM , mempersiapkan mereka untuk mengatasi tantangan di industri pertanian. Kuliah yang disampaikan oleh Jatu Barmawati sebagai bagian dari program menjadi langkah penting untuk menjembatani kesenjangan antara praktik pertanian tradisional dan teknik modern, yang pada akhirnya bertujuan untuk memastikan keamanan, keamanan, dan keberlanjutan pangan dalam lanskap pertanian Indonesia.